Sore ini, aku masih menyaksikan garis garis wajah itu mengungkap pilu. tetesan embun yang menganak sungai pada sela lipatan sisi kelopak matanya berbicara, menjelaskan bahwa ia merasa semakin tak berdaya.
Dia yang terlahir sebagai sosok tak biasa. Wanita yang kemudian harus berperan sebagai ibu juga ayah setelah belahan jiwanya melepaskan separuh hati yang menggenggam kehidupannya selama hampir 30 tahun. (2006, ayah berpulang)
Dia yang terlahir sebagai sosok perempuan dengan ketangguhan hati membesarkan kelima putrinya dalam keterbatasan. Melalui dengan ikhlas setiap terpaan demi terpaan kehidupan ketika harus berjuang mempertahankan putri-putrinya agar tetap melangkah membawa masa depan dalam benda yang menggantung di pundak mereka. Pendidikan menjadi satu alasan besar atas guyuran keringat yang dihasilkannya.
Dia menjadi perempuan yang tak pernah menjatuhkan dirinya dalam ketidak mungkingan. Selalu berpegang pada prinsip menjalani hidup dengan optimis membuat ia berdiri sebagai sosok yang menginspirasi ke lima putrinya untuk juga tetap menjalani hidup sebagaimana ia menjalaninya.
Hari ini, perempuan yang selalu optimis itu, hanya mampu terbaring dalam sentuhan benda benda asing ditubuhnya. Dia merasa, mendengar dan melihat tanpa mampu berbuat banyak.
Seketika senyumnya sirna, tatapnya sayu dan kalimat kalimat motivasi yang selalu ia ungkapkan tak lagi mampu kami dengar. Semua menghilang begitu saja.
Namun ia tetap hadir dengan rona optimisme yang ia miliki meski dalam balutan kepiluan.
Sabar ya mah.... Kali ini kami yang mengganti tugas mama. Kami yang akan selalu mendampingi, dan memberi sebanyak banyak nya motivasi agar mamah semakin optimis melawan rasa sakit dalam ketidak berdayaan ini.
Jangan takut apalagi menyerah ya mah. Bukankah mama yang selalu membuat kita meyakini bahwa Allah senantiasa bersama kita dan membawa kita pada kebahagiaan sesungguhnya.
percayalah, saat ini ia juga tengah menurunkan kuasNya di dekat mama untuk kemudian mengantarkan mama pada kebahagiaan sesungguhnya bersama kami yang teramat mencintaimu.
No comments:
Post a Comment