Pic from Pinterest |
Dari
banyak sisi, melakukan apa yang menurut saya bisa jadi upaya atas perwujudan
mimpi menjadi seorang penulis. Seperti membiasakan membaca buku untuk memperkaya kosa
kata, membeli buku-buku karya Asma Nadia sebagai referensi. Membuat blog, akun
wattpad hingga mendaftarkan diri sebagai kontributor penulis lepas. Tapi saya
nggak pernah nulis.
Seorang
seniman dikatakann seniman ketika dia menghasilkan banyak karya seni. Nggak
tiba-tiba jadi seniman tanpa karya kan?,
begitu pun seorang penulis. Kadang merasa bodoh kalau ingat mimpi ingin jadi
penulis sementara action masih nol besar. Selalu dikalahkan dengan apa yang
dinamakan writing block, selalu berfikir gimana caranya ngumpulin dulu ilmu
nulis baru nulis, sampai akhirnya bener-bener nggak nulis.
Jadi,
sebetulnya bukan saya nggak pernah mencoba menulis, tapi ketika saya berusaha membuat sebuah karya, kalimat
“Ngumpulin dulu ilmu nulis baru nulis” itu lama-lama jadi alibi. Dan ketika
writing block, dialog yang tiba-tiba keluar dari alam sadar saya adalah “Ah…..
belum cukup nih ilmunya, nanti aja kalo udah cukup baru mulai nulis”. Selalu
berakhir seperti itu hingga mimpi untuk jadi penulis lambat laun habis kobaran
apinya.
Tapi bukan
berarti kobaran yang hilang itu tidak menyisakan apapun, sisa-sisa percikan api
masih memungkinkan dia berkobar kembali. Seperti saat ini, setelah menemukan
beberapa komunitas kepenulisan dan bergabung di dalamnya, qadarullah saya
menjadi lebih semangat untuk menulis, kembali menghidupkan blog yang saya buat
6 tahun silam. Menulis hal-hal yang semoga bermanfaat bagi orang banyak.
Ketika menulis
ini, saya sedang mengikuti sebuah kelas kepenulisan dengan tantangan menulis
One Day One Post (ODOP) dimana satu hari kita ditantang untuk menghasilkan
sebuah tulisan yang kemudian dipost di blog pribadi. Semoga ini menjadi awal
baik, tatkala saya mampu secara konsisten menulis setiap hari.
Pada dasarnya untuk mewujudkan impian menjadi seorang penulis, tentu kita harus menulis. menulis dulu semampunya dan terus belajar dari apa yang sudah ditulis. tanpa menulis dan masuk secara langsung ke dalam aktivitas itu, tentu kita tidak akan pernah tahu bagaimana mempelajari sebuah proses dalam menulis.
Bismillah, semangat
menulis bagimu para pejuang literasi…….
Hemnnn... Sama 🤭 Kalau aku, malas baca. Padahal ini nyawanya nulis. Borong buku kayak kesurupan. Giliran di rumah dianggurin. Koleksi tanpa mengkhatamkan semoga saya segera insaf.
ReplyDeleteHaha.... Penyakit aku juga tuh Bu...
DeleteKita pake metode Menulis dengan mulut dan membaca dengan telinga aja, kalonemang mager banget 😁
ReplyDeleteBaru denger nih, tapi iya juga ya teh🤭
DeleteAku banget tuh
ReplyDelete