Picture from: infomenarikaza.blogspot.com |
Jujur
baru satu minggu belakangan saya tahu istilah atret itu apa. Berasal dari
bahasa Belanda dan sering digunakan dalam teknik mengemudi yang artinya
“mundur”. Saya sih kurang familiar dengan kata itu, bahkan nyaris tidak pernah
mendengar sebelumnya.
Belakangan
saya berada pada momentum mendengar kata “Atret” tersebut, namun bukan dalam
konteks “Apa itu atret?” melainkan “Siapa sebenarnya Atret, atau yang lebih
akrab di sapa Si Atret?”. Lagi-lagi sebelumnya saya nggak pernah dengar siapa
sosok itu.
Menurut
cerita, Si Atret adalah seorang kakek dengan masalah kejiwaan. Konon sebetulnya
dia terlahir sebagai anak orang kaya, dan semula ia tidak bermasalah dengan
jiwanya. Suatu ketika dia meminta dibelikan sebuah mobil oleh orang tuanya.
Namun, mereka tidak pernah mewujudkan keinginan sang anak hingga ia memiliki
masalah kejiwaan karena hal tersebut.
Entah
apa yang kemudian terjadi hingga Kakek yang akrab disapa Si Atret tersebut
berakhir dengan menjalani lebih dari separuh hidupnya di jalanan. Setiap hari
berjalan membawa dua buntalan besar disisi kanan dan kirinya, berkeliling kota
dimana saat ini saya tinggal, sebuah kota yang pada akhirnya melegendakan sang
kakek sebagai salah satu icon Kota kami, Sukabumi.
Belum
lama ini, suami saya memperlihatkan potret Si kakek jalanan, baginya si kakek
membawa kenangan masa kecil yang berkesan tatkala ia mendengar
kata “Atret”. Kakek Atret bukanlah Orang Dengan Masalah Kejiwaan (ODMK) yang
membahayakan atau menyerang orang disekitarnya.
Justru ia selalu terlihat menyenangkan
dan menghibur terutama bagi
anak-anak kecil kala itu. Jelas bukan
tanpa alasan.
Pasalnya,
kira-kira antara tahun 1999 hingga 2000an, bagi suami yang secara langsung
mengalami itu. Kenangan menghampiri Si kakek Atret ketika bermain di Alun-alun
Cisaat bersama teman-temannya, menjadi momentum yang sulit terlupakan hingga
saat ini.
Si
Kakek yang tidak secara sengaja menghibur dengan gaya khas, menjadikan
orang-orang mudah mengenalinya. Seperti bagaimana cara ia berjalan seolah-olah
dirinya membawa sebuah mobil, memarkir mobilnya dan bergerak mundur jika
seseorang menyimpan sebuah batu tepat dihadapannya. Yang dari semua
kebiasaannya itu munculah julukan “Si Atret” yang berarti “mundur”.
Kakek yang diperkirakan telah 30 tahun menghabiskan
waktunya dengan berjalan kaki berkeliling Kota Sukabumi ini, memiliki ciri khas
lain. Ketika orang-orang di sekitarnya meminta ia melantunkan shalawat, maka
yang akan ia ucapkan adalah “Pakuluman …….. pakuluman”, begitu katanya. Dan banyak orang terkesan dengan itu.
Hingga
kakek Atret dikabarkan meninggal pada Januari 2015. Tak di sangka banyak dari
warga Sukabumi juga mereka yang tengah berada di Luar Kota ikut berbela
sungkawa atas kepergiaannya. Bahkan beberapa orang menyebutnya sebagai Legenda,
dan yang membuat saya tersentuh adalah ungkapan bahwa “Lain urang Sukabumi mun
teu apal Si Atret” ( Bukan orang Sukabumi
kalau nggak kenal Si Atret).
Yang
teramat luar biasa lagi adalah ketika saya tahu bahwa sang legenda telah di
abadikan sosoknya dalam sebuah pemetasan Drama Komedian Sunda bertajuk “Si
Atret Jadi Potret” oleh Komunitas Teater Sukabumi. Membuktikan betapa
berkesannya ia di hati banyak orang.
Seorang
Kakek dengan masalah kejiwaan ini adalah teman masa kecil bagi mereka yang kini
telah tumbuh dewasa. Sulit dilupakan, karena sosoknya yang teramat berkesan.
Dia bukan siapa-siapa, pejabat, aktor atau orang yang memberi pengaruh besar
bagi Kota Sukabumi. Tapi bagi mereka yang tahu siapa “Si Atret”, mereka akan selalu
ingat bahwa dia benar-benar sempat mewarnai sukabumi dengan kisah dan kekhasan
yang selalu melekat pada dirinya, bahkan hingga ia telah tiada.
Hahh... Makasih udah membuat tulisan ini Neng Wiwi... Masa kecil aku dulu tinggal di Cibatu Cisaat dan setelah pindah ke Cibolang aku pun masih sering melihatnya dan hampir tiap hari melihat beliau. Saya baru tahu kabarnya lagi. Membekas banget di ingatan. Kalau sehari ga lihat aja ada yang aneh...
ReplyDeleteIya Bu, aku malah kaget, karena sama sekali nggak pernah denger pas cari tau ternyata orang orang justru terkesan sekali dengan sosoknya.
Deleteiya.. masa kecil ku pun terbiasa dengan kata si atret
ReplyDeleteso legend...
Dulu tinggal di daerah mana emang kang ?
DeletePokonya legend
ReplyDeleteTerimakasih inspirasi nya 😘
DeleteAtret ....
ReplyDeletePakuluman ... Pakuluman ....
Itulah benar ciri khas beliau, gambaran hidup untuk jadi dikenal dan dikenang tidak harus kaya, cantik, atau ganteng.
Semoga beliau husnul khotimah.
Atret ....
ReplyDeletePakuluman ... Pakuluman ....
Itulah benar ciri khas beliau, gambaran hidup untuk jadi dikenal dan dikenang tidak harus kaya, cantik, atau ganteng.
Semoga beliau husnul khotimah.
Atret ....
ReplyDeletePakuluman ... Pakuluman ....
Itulah benar ciri khas beliau, gambaran hidup untuk jadi dikenal dan dikenang tidak harus kaya, cantik, atau ganteng.
Semoga beliau husnul khotimah. IOnes
Atret ....
ReplyDeletePakuluman ... Pakuluman ....
Itulah benar ciri khas beliau, gambaran hidup untuk jadi dikenal dan dikenang tidak harus kaya, cantik, atau ganteng.
Semoga beliau husnul khotimah. IOnes
Atret ....
ReplyDeletePakuluman ... Pakuluman ....
Itulah benar ciri khas beliau, gambaran hidup untuk jadi dikenal dan dikenang tidak harus kaya, cantik, atau ganteng.
Semoga beliau husnul khotimah. IOnes
Aamiin,
DeleteHatur nuhun kunjugan nya pak :)
Ada yang tau dimana kuburannya?
ReplyDelete