Picture from Pinterest |
Kalau
ditanya tips unik apa yang bisa dilakukan selama masa karantina ini, saya punya
dan mungkin bisa teman-teman coba.
Jadi
ceritanya kemarin , ketika rebahan
sambil share tugas sekolah anak-anak yang satu bulan terakhir ini dirumahkan.
Saya mendengar teriakan orang rumah yang ketika dihampiri masing-masing sudah
siap dengan alat tempurnya mulai dari sapu, sapu lidi hingga pel an. Eitsssss….
Alat-alat itu justru tidak digunakan untuk membersihkan rumah dan semua
sudutnya.
“Lah…..
terus buat apa?”
“Untuk
berburu tikus rumah”
Mungkin
tidak semua orang merasa bermasalah dengan kehadiran mereka . Tapi sebagian
besar orang termasuk saya merasa sangat bermasalah dengan gangguan yang
ditimbulkan dari kehadiran para tikus rumah.
Bau
tidah enak, barang – barang yang tiba tiba hilang karena di seret ke semua sudut rumah yang tidak
terjamah manusia. Seperti kolong meja atau tempat tidur, di belakang mesin
lemari pendingin hingga di bawah mesin cuci. Juga pakaian yang rusak karena
digerogoti mulut tajamnya. Tidak hanya itu, kepanikanakan muncul ketika si
tikut melintas begitu saja dihadapan kami membuat kehebohan tak terelakan.
Didasari
itu, Kemarin pagi kami mengisi masa WFH dengan sesuatu yang berbeda dari
biasanya, yaitu berburu tikus –tikus rumah. Di awali dengan ketidak yakinan
akan hal itu kami memberanikan diri
memberi reaksi atas kejengahan yang dirasa sudah cukup lama ini.
Jengah??,
ya….. sudah berbagai cara dilakukan untuk mengusir para tikus termasuk menyebar
jebakan-jebakan agar meminimalisir kehadiran mereka. Hasilnya nol besar, hingga
puncaknya adalah kemarin setelah beberapa hari lalu seisi rumah di bersihkan
dan menciptakan suasana lebih nyaman. Tiba-tiba sang tikus rumah yang
tidak ditemukan sebelumnya justru dengan
terang-terangan melintas dihadapan kami dan seolah mencari tempat untuk
dijadikan sarang baru bagi mereka.
Alhasil,
kami memutuskan untuk menutup semua akses keluar masuknya para tikus tersebut.
Mulai dari menutup semua lubang yang
mereka ciptakan di banyak sudut ruangan, menutup beberapa plafon yang juga
sudah terlanjur berlubang. Dan yang terakhir memburu para tikus rumah yang
masih berkeliaran dan membunuhnya.
Agak
mengerikan memang mendenga kata membunuh itu. Tapi dari apa yang pernah saya
dengar serta beberapa literatur yang pernah di baca. Mengingat tikus merupakan
hewan perusak yang merugikan, maka kita di perbolehkan untuk membunuhnya namun
tetap memperhatikan cara membunuhnya.
Jadilah
Work From Home hari kemarin diisi dengan berburu tikus rumah. Dengan senjata
alat kebersihan seadanya kami mengeksekusi para tikus di tengah ketakutan semua
orang rumah. Jelas saja, diantara kami tidak ada yang berani memegang tikus,
bahkan sekedar tidak sengaja mengenai tubuhnya ketika tikus melintas, kami akan
heboh luar biasa.
Dan
hari kemarin, di tengah ketakutan itu kami memperoleh keseruan setelah hampir
satu bulan menjalani seluruh aktivitas #dirumahaja. Apa yang membuat ketakutan
menjadi keseruan?, yaitu proses perburuan yang diwarnai gelak tawa karena
tingkah masig-masing dari kami yang berusaha tetap melindungi diri dari kontak
langsung dengan para tikus rumah.
Mungkin
teman-teman mau mencoba menghibur diri sekaligus meminimalisir keberadaan tikus
yang sangat merugikan di dalam rumah. Ini patut di coba J.
Dan aku salah satu yang fobia tikus. Jika ada suara tikus maka semalaman bisa gak tidur karena jantung dah dig dug
ReplyDelete