“Harta yang
paling berharga adalah keluarga”
“Istana yang paling indah adalah
keluarga”
Nggak
asing kan dengan kutipan lirik lagu di atas?. Lagu yang legendaris karena
menyimpan kenangan masa kecil kita, para generasi 90an. Soundtrack serial televisi bertajuk “Keluarga
Cemara” ini pun hingga kini masih didengarkan dan di cover oleh beberapa
influencer di kanal youtube.
Bait
demi baitnya adalah pesan tentang betapa berharga kehadiran keluarga. Pun dengan kisah yang disajikan dalam
serialnya adalah kisah yang related dengan
kehidupan sehari-hari masyarakat pada umumnya. Sehingga wajar saja jika kala
itu serial Keluarga Cemara menjadi salah satu serial televisi yang paling
digemari.
Saat
menjadi penikmat serial televisi legendaris itu, saya nggak pernah berusaha memahami maksud
dari apa yang dikisahkan di dalamnya. Tapi kini, saat pribadi semakin
terdewasakan oleh banyak peristiwa yang sampai dalam hidup, saya semakin sadar
betapa keluarga terawatt sangat berharga.
Dulu,saya
dan kakak nomor 3 selalu dihadapkan pada sebuah pertengkaran khas anak-anak. Karena
itu kami pernah ada pada satu kondisi layaknya musuh yang saling penuh
kebencian. Rasanya berfikir bahwa dia adalah bagian dari apa yang di sebut
keluarga pun tidak. setiap adalah kepusingan bagi mama menghadapi pertengkaran
kami berdua.
2006
keluarga kami kehilangan pilot pesawatnya, jika sang pilot memiliki co- pilot sepuluh tahun berselang kami benar-benar
kehilangan keduanya. Dunia seakan runtuh kala itu, kita terjatuh dan terhempas
jauh. Tidak lagi hidup ini dibersamai orang tua yang sejatinya selalu memberi
doa terbaik untuk keberlangsungan hidup kami. semua menjadi gelap, aku sendiri takut harus hidup tanpa
mereka dan doa yang senantiasa mereka panjatkan.
Namun hidup harus tetap berjalan, tidak ada pilihan selain melanjutkan. Satu pesan mama yang selalu diingat adalah “Kalau Mama meninggal, kalian harus akur”, dan saya yakin itu adalah salah satu doa yang sering Mama panjatkan semasa hidup hingga sampai detik ini Allah senantiasa menjaga kami tetap saling menghormati dan menghargai satu sama lain.
Tidak
mudah untuk sampai pada titik ini, tapi
Qadarullah kami mampu melewatinya dengan baik. dalam segala bentuk
perbedaan, kami terus berjalan, tidak sedikitpun berfikir untuk saling
menyakiti. Sejatinya Allah maha baik, senantiasa menjaga raga juga seluruh jiwa
kami di tengah ketiaadaan Mama dan Abah yang kini tinggal kenangan. Terimakasih
wahai Allah, karenamu juga keridhoanmu aku merasa paling beruntung memiliki dan
tumbuh di tengah-tengan mereka.
Kami
bukan Keluarga Cemara, tapi layaknya mereka. Bagi kami keluarga adalah
segalanya.
No comments:
Post a Comment