id.Pinterest.com |
Bismillah,
Bisa
nulis setelah kerja musiman akhirnya kelar. Beberapa minggu belakangan dihadapkan pada kondisi
banyak hal mendesak yang harus dikerjakan, curi-curi waktu supaya tetep bisa
menghasilkan tulisan dan tidur lebih malam dari biasanya. Harus juga ikhlas
bikin hutang tulisan di event one day one post untuk pekan pertama dan kedua.
Eh, ini bukan
keluhan ya tapi curcol wkwkw. Aku memutuskan untuk ikut OPREC ODOP padahal tau
dua atau tiga bulan kedepan akan dihadapkan pada pekerjaan yang sekarang tengah
dikerjakan. Maklum saja nunggu event ini tuh udah jauh-jauh hari semenjak ikut Ramadhan Writing Challenge.
Tau
“Kalau nggak ikut sekarang mungkin harus nunggu lebih lama lagi”, dan itu
yang aku nggak ingin hadapi, penyesalan seandainya memutuskan nggak ikut OPREC
ODOP. Tapi sekali lagi ini bukan keluhan, hanya saja dari sini dan dalam
postingan kali ini aku ingin berbagi dengan kalian tentang apa yang akhirnya
aku pelajari dari momentum ini.
Dengan
segala kerumitan yang dihadapi, aku menjalani walaupun beberapa hal harus di
korbankan. Tapi dari semua yang terjadi, Pertama aku menyadari bahwa faktanya
terkadang kita memang tidak selalu bisa melakukan banyak hal. Seandainya nggak
terlalu urgen, saranku ya… pilih yang
memang paling mungkin dilakukan sesuai kapasitas kita. Jangan terlalu
memaksakan.
Kedua
dan yang paling penting buatku, akhirnya menyadari bahwa waktu sesingkat apapun
tetaplah waktu. Selalu memiliki nilai dan selalu akan berlalu. Dari sini aku
ngerasain banget kalau waktu satu menit pun tetap bernilai. Satu menit itu kita
tetap bisa melakukan sesuatu dan menghasilkan sesuatu, terlepas apa kemudian yang dihasilkan kembali pada kita
sebagai pengguna waktu.
Dulu
sering banget nunda waktu seandainya ada niatan buat nulis, “Tanggung ah…. 30
menit lagi Adzan Dzuhur, nanti deh habis
dzuhur”. Sementara itu 30 menit sebelum dzuhur tadi malah aku gunakan untuk man
handphone, cek sosial media, scroll-scroll nggak jelas tujuannya apa. Padahal 25
menit aku bisa tetap menulis dan menghasilkan tulisan walau hanya dapat satu paragraph,
dan 5 menit berikutnya aku gunakan untuk prepare
shalat dzuhur.
Ahhh…..
baru deh aku sadar betapa selama ini masih lalai menghargai waktu yang aku
miliki. Belum dengan maksimal menggunakannya untuk kebaikan dan lupa betapa
berharganya ia. mari teman-teman kita belajar memaknai betapa waktu begitu
berharga dan sesingkat apapun, dia tetap memiliki nilai dan menentukan apa yang
setelahnya terjadi pada kita.
No comments:
Post a Comment