Di luar sana
banyak pasangan yang dengan mudah mendapatkan setelah mengupayakan, namun ada
pula yang mengupayakan dengan segala yang mereka mampu hingga bertahun-tahun
lamanya, namun belum kunjung mendapatkan. Tidak sedikit, karena yang demikian
itu kadang berjuang tanpa mengumbar seberapa sulit mereka berusaha menadapatkan
keturunan.
Aku adalah
satu diantara mereka yang harus lebih bersabar menunggu hadirnya malaikat kecil
di rumah kami. Setelah beberapa upaya dilakukan untuk memperoleh keturunan,
Allah belum mengkaruniakan apa yang menjadi harapan terbesar dalam pernikahan
ku dan suami. Sampai detik dimana aku
menulis ini, Qadarullah belum aku terima kabar bahagia perihal kehamilanku.
Apa yang aku
dan para pasangan di luar sana rasakan bukanlah sesuatu yang mudah. Menjadi
biasa jika harus mendengar pertanyaan “Udah hamil belum?”, “kok belum hamil?”
dan “kapan nyusul?”, yang terkadang membuat hati hilang rasa bahagia serta
telinga ingin memiliki filter untuk tak mendengar ketika sipapun bertanya
demikian.
Banyak cerita
selama penantian menunggu malaikat kecil kami. Tentu mereka di luar sana pun
demikian, dengan cerita-cerita yang berbeda. Tapi, ada satu nilai penting yang
aku dan suami pelajari selama dua tahun masa penantian. Dari sekian drama yang
tak mudah di lewati aku menyadari bahwa disampig diri ini masih perlu banyak
belajar sabar, kami sesungguhnya belum siap menjadi orang tua bagi titipan
Allah yang kelak akan hadir.
Kenapa
begitu?, aku dengan basic Pendidikan Anak Usia Dini, sedikit tau mengenai
bagaimana cara mendidik dan membesarkan seorang anak. Apa yang harus dan tidah
boleh kita lakukan sebagai orang tua, menjadi materi yang tidak asing ku dengar
ketika menempuh pendidikan. Saat menikah aku merasa siap menjadi seorang ibu
dengan apa yang sebelumnya aku pelajari.
Tapi bagi
Allah tidak demikian, banyak yang aku belum ketahui tentang bagaimana
sesungguhnya mendidik hamba Allah yang kelak memanggilku juga suami dengan
sebutan Ayah dan Ibu. Apa yang secara teoritis aku pelajari, dari sisi realitas
belum banyak aku lihat. Tanpa aku
sadari sebelumnya, selama masa penantian ini Allah benar-benar tunjukkan seberapa
penting yang aku pelajari untuk
kemudian di realisasikan pada anak
sendiri nanti.
Melalui
beberapa keluarga yang akhirnya menjadi panutanku dalam mendidik anak. Aku tau
apa yang mungkin bisa di lakukan lakukan
agar memiliki anak yang berkualitas dari berbagai sisi, baik sosial, emosional,
spiritual dan berkepribadian baik serta
berakhlakul karimah.
Dari
mereka aku menyadari bahwa Allah teramat baik dengan segala bentuk kesempatan
untuk menjadi pribadi yang lebih baik, siap secara fisik, mental dan spiritual
untuk tumbuh menjadi orang tua terbaik bagi anak-anakku kelak.
Teman-teman
di luar sana, jika Allah belum hadirkan malaikat kecil dalam rumah tangga kita,
mari lihat betapa banyak sisi baik yang Allah tunjukkan selama masa penantian,
dan kita akan semakin banyak mensyukuri setiap karunia-Nya.
No comments:
Post a Comment