https://www.google.com |
Aku
mengalami transisi kehidupan masa kecil yang sangat jauh berbeda dengan
anak-anak di masa sekarang. Rutinitas kita yang penuh dengan aktifitas
menyenangkan saat berbaur dengan teman sebaya, kadang aku merindukan momentum
itu. Bermain sepeda atau permainan tradisional khas Sunda seperti, sondah, galah, gatrik, bebentengan,
ucing-ucingan dan lain sebagainya yang ada di lingkungan tempat tinggal.
https://www.google.com |
Bermain
masak-masakan dengan perlatan yang kita peroleh dari tempat pembuangan sampah,
bermain peran dengan gambaran dari setiap sinetron yang kita tonton bersama
keluarga, hingga botram (aktifitas makan bersama di tempat terbuka seperti
pesawahan, kebuh, atau hanya di halaman depan rumah) yang dilakukan sore hari
selepas kami melaksanakan shalat ashar. Ah…. aku benar-benar rindu, gambaran
itu sulit sekali untuk dilihat saat ini.
Anak-anak
sekarang bahagia dengan versi mereka, bukan lagi bermain permainan tadisional
atau berkumpul bercengkrama bersama teman sebaya. Bahagia mereka saat ini
cenderung menyukai kesendirian, berteman
sebuah benda digital dimana benda tersebut menyajikan semua yang bahkan tak di temukan di
dunia nyata. Gadget, handphone beragam tipe dan apapun sejenisnya mengubah masa kecil yang penuh canda tawa
menjadi aktifitas menembus dunia di luar dunia nyata.
Apa
yang kemudian terjadi?, setelah banyak anak-anak di masa kini seakan tak
memiliki gairah tanpa gadget di tangannya. Menjadi tak modern jika membatasi
diri dari dunia bernama maya itu. dan tak sedikit anak yang pada akhirnya
menjadi anti sosial karena terlalu asik dengan kehidupan yang hanya melibatkan
ia, gadget juga orang-orang di dunia dimana di dalamnya begitu banyak terdapat
kepalsuan.
Sedih
rasanya menyaksikan langsung kondisi ini, dimana aku faham betul dunia masa kecilku, dan aku tak melihat
itu saat ini. Bagaimana kini anak-anak secara emosional tumbuh dewasa lebih
cepat dari usianya, berbeda dengan kita yang saat seusia mereka masih bermain
galah dan petak umpet. Benar-benar gambaranmasa kecil yang kontradiktif antara
kita di era 90an dengan mereka di era generasi 4.0.
Menurut
Webers gimana nih???, kalian yang masa kecilnyadi tahu 90an adakah kerinduan
akan riuh anak-anak di masa itu?, menurut kalian gimana dengan masa kecil
anak-anak kita saat ini?, dapatkah kita mengembalikan apayang sempat kita
laukan dan rasakan di masa lalu?, yukkkk sharing di kolom komentar.
No comments:
Post a Comment