RWC hari ini dengan kesulitan yang meningkat satu level dari
hari kemarin. Jujur saya dibuat memutar otak untuk menulis ini dengan
keterbatasan pengetahuan tentang kata kunci yang harus dikembangkan. Challengenya
memang hanya menjawab pertanyaan, tapi pertanyaan yang harus dijawab adalah topik
yang amat sangat perlu di pelajari lebih dulu sebelum di tulis kembali.
Apa benar
Nuzulul Qur’an jatuh pada tanggal 17 Ramadhan?
Dari informasi
yangn saya dapat dari sebuah artikel. Menurut seorang penulis sirah nabawiyah bernama
syaikh Shafiurahman menyebutkan setidaknya ada 3 pendapat dikalangan para ahli
sejarah mengenai hal ini. Pertama ada yang menyebutkan bahwa Nuzulul Qur’an
terjadi pada bulan Rabiul Awal, pendapat ke dua ada yang pengatakan pada bulan
Rajab dan yang terakhir pada bulan Ramadhan.
Namun akhirnya kesimpulan diputuskan pada
pendapat bahwa Nuzulul Qur’an bertepatan dengan bulan Ramadhan. Hal ini mengacu
pada momentum ketika Rasulullah SAW berdiam di Goa Hira yang terjadi di bulan
Ramadhan, saat itu di gua Hira pula malaikat Jibril turun menyampaikan wahyu
pertama kepada Rasulullah SAW.
Namun terkait
benarkah pada tanggal 17 ramadhan?, disebutkan bahwa hal ini pun menimbulkan beberapa
pendapat. Ada yang mengatakan tanggal 7, 14, 17, 21, dan 24. Namun sebagian
besar para ahli sejarah sepakat bahwa selain bulan Ramadhan Nuzulul Qur’an juga
jatuh
pada hari senin. Ini sejalan dengan diutusnya rasulullah menjadi Nabi
adalah pada hari senin.
Hal tersebut
sangat kuat karena Rasulullah ketika ditanya tentang puasa senin beliau
menjawab “Di dalamnya aku dilahirkan dan di dalamnya diturunkan wahyu atasku
(HR.Muslim). sementara hari senin kala itu adalah tanggal 7, 14, 21 dan 28.
Kendati
demikian, tidak ditemukan pasti tepatnya kapan Al-qur’an diturunkan, para ulama
sepakat bahwa yang terpenting bukan tentang memperingatinya karena hal tersebut
sama sekali tidak dicontohkan rasulullah, sahabat juga para tabiin. Karena Al-qur’an
sendiri diturunkanbukan untuk diperingati melainkan untuk senantiasa
memperingatkan kita dan menjadikan kita lebih dekat dengannya. Wallahu alam bishawab
Bagaimana
agar kita senantiasa dekat dengan Al-Qur’an?, tentu bukan dengan terus
membawanya kemanapun kita pergi. Tapi dengan senantiasa berinteraksi dengan
Al-Qur’an melalui membaca dan menghafalnya.