Showing posts with label #onedayonepost. Show all posts
Showing posts with label #onedayonepost. Show all posts

Sunday, May 10, 2020

Apa benar Nuzulul Qur’an jatuh pada tanggal 17 Ramadhan?

May 10, 2020 0 Comments

                 RWC hari ini dengan kesulitan yang meningkat satu level dari hari kemarin. Jujur saya dibuat memutar otak untuk menulis ini dengan keterbatasan pengetahuan tentang kata kunci yang harus dikembangkan. Challengenya memang hanya menjawab pertanyaan, tapi pertanyaan yang harus dijawab adalah topik yang amat sangat perlu di pelajari lebih dulu sebelum di tulis kembali.


                Apa benar Nuzulul Qur’an jatuh pada tanggal 17 Ramadhan?


                Dari informasi yangn saya dapat dari sebuah artikel. Menurut seorang penulis sirah nabawiyah bernama syaikh Shafiurahman menyebutkan setidaknya ada 3 pendapat dikalangan para ahli sejarah mengenai hal ini. Pertama ada yang menyebutkan bahwa Nuzulul Qur’an terjadi pada bulan Rabiul Awal, pendapat ke dua ada yang pengatakan pada bulan Rajab dan yang terakhir pada bulan Ramadhan.

                 Namun akhirnya kesimpulan diputuskan pada pendapat bahwa Nuzulul Qur’an bertepatan dengan bulan Ramadhan. Hal ini mengacu pada momentum ketika Rasulullah SAW berdiam di Goa Hira yang terjadi di bulan Ramadhan, saat itu di gua Hira pula malaikat Jibril turun menyampaikan wahyu pertama kepada Rasulullah SAW.

                Namun terkait benarkah pada tanggal 17 ramadhan?, disebutkan bahwa hal ini pun menimbulkan beberapa pendapat. Ada yang mengatakan tanggal 7, 14, 17, 21, dan 24. Namun sebagian besar para ahli sejarah sepakat bahwa selain bulan Ramadhan Nuzulul Qur’an juga jatuh 
pada hari senin. Ini sejalan dengan diutusnya rasulullah menjadi Nabi adalah pada hari senin.

                Hal tersebut sangat kuat karena Rasulullah ketika ditanya tentang puasa senin beliau menjawab “Di dalamnya aku dilahirkan dan di dalamnya diturunkan wahyu atasku (HR.Muslim). sementara hari senin kala itu adalah tanggal 7, 14, 21 dan 28.

                Kendati demikian, tidak ditemukan pasti tepatnya kapan Al-qur’an diturunkan, para ulama sepakat bahwa yang terpenting bukan tentang memperingatinya karena hal tersebut sama sekali tidak dicontohkan rasulullah, sahabat juga para tabiin. Karena Al-qur’an sendiri diturunkanbukan untuk diperingati melainkan untuk senantiasa memperingatkan kita dan menjadikan kita lebih dekat dengannya. Wallahu alam bishawab

                Bagaimana agar kita senantiasa dekat dengan Al-Qur’an?, tentu bukan dengan terus membawanya kemanapun kita pergi. Tapi dengan senantiasa berinteraksi dengan Al-Qur’an melalui membaca dan menghafalnya.

Wednesday, April 29, 2020

Sestoples Jelly

April 29, 2020 2 Comments


                Cita-citaku ketika menginjak usia 4 tahun adalah menjadi seorang pramuniaga. Menjadi kasir sebuah supermarket besar yang setiap hari bergelut dengan CPU,  LCD,  printer kasir, cash drawer, dan yang paling aku suka adalah barcode scanner.

                Saat itu tahun 1997, melihat aktifitas semacam itu di gedung pertokoan yang berbeda dari biasanya membuat ku terkagum dengan bagaimana cara pembelian yang juga tidak biasa. Sebuah alat yang ternyata bernama barcode scanner itu selalu menjadi memori yang membangun      motivasi untuk bisa menggunakannya dikemudian hari.

                Ibuku memiliki toko kelontong yang paling lengkap kala itu, tidak hanya berbagai kebutuhan pokok yang di tawarkan, ibu juga menjual aneka sayuran dan buah-buahan. Kondisi tersebut memberi peluang bagi  anak-anaknya untuk nengeksplorasi segala yang ada di dalam toko kami.
                Aku paling senang mengsimulasikan bagaimana seorang kasir bekerja dengan alat bernama barcode scanner itu, dan kakaku adalah pembelinya.

                Terselip cerita menarik dibalik kesenangan bermain peran sebagai  seorang kasir dan pembeli. Walaupun aku berperan sebagai orang dewasa yang mencintai pekerjaannya sebagai kasir sebuah supermarket, aku tetaplah  seorang anak berusia 4 tahun yang selalu hadir dengan jiwa kekanak-kanakannya. Egosentris, manja dan pecinta jajanan khas anak-anak, luar biasanya ibuku menjual banyak jajanan itu.

                Di sela bermain peran, satu demi satu ku ambil jajanan favoritku yaitu jelly aneka rasa. Ibu menyimpannya dalam sebuah stoples plastik transparan yang membuatku selalu tergoda dengan kesegaran yang ditawarkan melalui warna warni jelly yang menawan.
                Satu demi satu, hingga stoples berada dalam dekapan, kemasan jelly yang sudah berserakan dan sisa jelly dalam stoples yang jumlahnya kini dapat terhitung jari. Menurut ibu, aku menghabiskan semua jelly kurang dari 30 menit hingga benar-benar tak ada yang tersisa di dalam stoples. Dan momentum itu selalu menjadi cerita menarik hingga aku beranjak dewasa. Tidak hanya aku dan ibu, kakak-kakaku juga menyebutku “Si Tukang Ngabisin Sestoples Jellly”. Bahkan hingga hari ini, jika melihat stoples plastik transparan apalagi di dalamnya terdapat jelly, ingatanku selalu tertuju pada kisah masa lalu itu. 

                Aku tidak berfikir apakah ibu akan rugi jika aku menghabiskan semuanya?. Aku tidak mengerti bahwa dalam berniaga  ada prinsip untung dan rugi yang menjadi fokus utama dalam menjalaninya. Tapi terlepas dari itu semua aku yakin ibu tidak pernah merasa dirugikan dengan apa yang aku lakukan kala itu.

                Belakangan aku benar-benar tau bahwa selama bertahun-tahun ibuku menjalani bisnisnya, ia hanya berfokus pada bagaimana agar ia dan keluarga tidak  kesulitan, setidaknya dalam pemenuhan kebutuhan pangan. Entah apakah terfikir bahwa ia untung ataukah rugi.

Seandainya Jadi Dia Apa Aku Bisa?

April 29, 2020 0 Comments

Langkahnya pasti mengelilingi setiap sudut bangunan dua lantai itu. Senyum merekah ia tunjukkan pada orang yang ditemuinya. Menyapa lalu melanjutkan pekerjaan yang sedikitpun tak tampak membebaninya. ⁣
Sepertinya dia selalu berada di sana, menetap dan menjaga segala yang tempat itu butuhkan. Memastikan segalanya telah benar-benar rapi, bersih dan nyaman. ⁣
Tempatku bekerja tidak jauh dari tempat itu. Hampir setiap hari aku menyaksikan betapa semangat yang ia hadirkan tidak pernah surut. Mengabdikan diri untuk menjaga tempat mulia rumah sang pencipta. ⁣
Aku tersentuh dengan bagaimana caranya menikmati apa yang tengah ia kerjakan. ⁣
Tanpa keluhan, menebar senyuman disela kesibukannya merawat Rumah Allah. ⁣
Rumah yang akhirnya memberi kerinduan karena kenyamanan yang dihadirkan. Indah, wangi, bersih dan tertata rapi. ⁣ahh, mulia sekali membuat kami selalu merasa nyaman berada disini. 
Pak Marbut mesjid itu benar-benar melakukan pekerjaannya dengan hati. ⁣
Malu rasanya pada diri yang masih selalu mengeluhkan hidup ini. Mengeluhkan pekerjaan yang kadang terasa melelahkan. Seandainya menjadi dia apa mungkin aku bisa?.

 #rwcodop2020 #onedayonepost #odopday6 #ramadhan2020

Jangan Tiru Trik Bangunin Sahur Ini !

April 29, 2020 0 Comments


Memasuki hari ke lima ramadhan, selain euforia berbuka dan ngabuburit keseruan juga dihadirkan ketika sahur tiba. Mulai dari yang parnoan takut kesiangan sampe yang susah dibangunin sahur banyak menghadirkan kisah-kisah menarik.⁣

Bangunin sahur itu memang perlu trik dan kerja agak keras. Mengingat jam sahur adalah saat dimana orang sedang enak-enaknya tidur sambil selimutan. ⁣
Terkadang bangunin orang sahur hanya dengan memanggil dan meminta bangun agak sulit membuahkan hasil. ⁣

Dulu, jauh sebelum menikah saya sempat tinggal bersama kakak dan keponakan-keponakan. Bangunin ponakan saat sahur jadi tugas yang memang kadang bikin banyak ngelus dada saking susahnya mereka bangun. Sampe akhirnya nemu trik bangunin sahur yang nggak perlu waktu lama auto bikin mereka langsung sadar :)⁣

Entah terlalu ekstrim atau nggak trik ini. Saya malas berteriak untuk membangunkan mereka, akhirnya saya lakukan dengan cara ini. Menutup lubang hidung dan mulut sampai agak kesulitan bernafas. ⁣
Cara ini membuat mereka auto angkat badan dan langsung tersadar dari tidurnya. Nggak ada lagi alasan untuk nggak bangun. Dan nggak ada teriakan saya yang terus berusaha membangunkan mereka. ⁣

Semoga ini trik yang nggak masuk kategori kriminal ya, hehe.... ⁣
Sejauh ini Alhamdulillah efektif dan aman terkendali.


#rwcodop2020 #onedayonepost #odopday5 #ramadhan2020

Maklor Pelangi ⁣ ⁣

April 29, 2020 0 Comments

Ramadhan oh ramadhan, banyak kenikmatan yang nggak didapat di luar bulan penuh kemuliaan ini. Semua momentum yang di lewati setiap hari rasanya istimewa dan selalu dinanti. ⁣
Termasuk ketika tiba waktu berbuka. ⁣
Apasih menu berbuka yang yang paling kamu suka dan harus ada?. ⁣


Kalau aku selalu merasa ada yang kurang seandainya takjil tidak disertai gorengan, "maafkan ya Allah". ⁣

 Ngomongin soal gorengan ada satu makanan yang nggak pernah bikin saya bosen, si dia adalah martabak telor atau nama kerennya maklor. ⁣
Selain enak, bikin nya nggak susah, bahan-bahan yang diperlukan untuk membuat maklor juga familiar banget. ⁣

Cekidot...... Buat tau gimana dan  apa saja bahan yang diperlukan untuk membuat "Maklor Pelangi".⁣

Eitsssss....... Kok Maklor Pelangi???? ⁣
Haha, itu sih saya yang sedikit improvisasi namanya mengingat betapa sukanya mak-mak ini sama maklor yang isinya warna warni dengan sayuran macam kentang, wortel, buncis, daun bawang dan cabe merah. ⁣

Bahan-bahan yang di perlukan⁣
-  2 buah wortel ukuran sedang ⁣
-  2 buah kentang ukuran sedang ⁣
-  5 buah buncis ⁣
-  3 siung daun bawang ⁣
-  2 buah cabe merah ⁣
-  2 butir telur⁣
-  2 siung bawang merah ⁣
-  2 siung bawang putih⁣
-  kulit lumpia⁣
-  minyak goreng ⁣
-  penyedap rasa, garam dan merica secukupnya⁣


Langkah pertama yang di lakukan untuk mengolahnya adalah dengan memotong semua bahan menjadi bentuk dadu kecil, cabe dan daun bawang menyesuaikan. ⁣

Tumis semua sayuran dengan bumbu-bumbunya sesuai selera. Matikan kompor dan masukan 2 butir telur kemudian aduk merata. ⁣

Berikutnya isi kulit lumpia dengan sayuran yang telah di tumis, lalu lipat bentuk memanjang atau persegi sesuai selera. Terakhir tinggal goreng dengan api sedang dalam minyak yang telah di panaskan.

Gampang kan??, Selamat mencoba ya.....

#rwcodop2020
#onedayonepost #odopday4 #ramadhan2020 ⁣

Nabuburit Ala Emak-emak

April 29, 2020 0 Comments

"Ngalantung ngadagoan burit" merupakan kepanjangan dari istilah dalam Bahasa Sunda yang sangat populer ketika ramadhan tiba. Yaps...... Ngabuburit, pasti tau donk istilah ini???. .
.

Ngabuburit seakan telah menjadi budaya masyarakat Indonesia saat ramadhan tiba.  Aktifitas yang di lakukan ketika menunggu waktu berbuka ini tidak melulu aktifitas yang berbau agamis. Mulai dari berburu kudapan berbuka, menonton acara televisi, membaca buku,  berkumpul dengan teman atau sekedar bermain di halaman rumah bagi anak-anak. Terkait ngabuburit setiap orang memiliki cara berbeda untuk memaknai itu dengan berbagai aktifitas.

Lah..... Saya sendiri ngapain kalo ngabuburit???.

Dari dulu saya bukan bagian dari yang membudayakan aktifitas ngabuburit. Kalau saja sempat saya ke luar dengan teman-teman, sesekali saya pergi berburu takjil, selebihnya saya melakukan aktifitas yang sudah biasa di lakukan di luar bulan ramadhan.

Nah sekarang, setelah berstatus sebagai ibu rumah tangga, ngabuburit saya layaknya ibu rumah tangga yang lain. Di sebuah ruang dengan perkakas khasnya. Melalukan dengan hati, mempersiapkan makanan untuk berbuka puasa.
Itu juga ngabuburit kan?, mengingat memasak memerlukan waktu yang tidak sebentar. Dan itulah pengalaman ngabuburit saya memasuki hari ke dua ramadhan, sepertinya akan begitu hingga satu bulan ke depan. Bolehlah sesekali berbuka puasa di luar rumah, tapi rasanya tidak untuk ramadhan di tengah pandemi seperti tahun ini. Jadi nikmatilah ngabuburit dengan tagar #dirumahaja.

Ramadhan Tempo Doeloe "Aku Rindu" .

April 29, 2020 0 Comments


Banyak orang bilang, jangan lagi lihat masa lalumu, nanti kamu sulit melihat masa depan yang menawarkan banyak kesempatan baik. Mungkin iya begitu, tapi dalam konteks lain ada masa lalu yang darinya kita belajar banyak hal baik pula.

Masa lalu dengan ragam kisah sederhana yang kini selalu mengundang rindu. Rindu pada banyak hal, termasuk peristiwa dan sosok-sosok di dalamnya.

Layaknya kini, saat ramadhan yang melukis kembali kerinduan pada ramadhan di masa lalu. Ketika jiwa ini belum memunculkan sisinya yang mendewasa, ketika ego masih menjadi yang terdepan, dan ketika masalah terbesar diri, hanya terletak pada bagaimana memecahkan soal matematika kelas 4 SD.

Ramadhan yang memberi kesan mendalam. Ketika waktu berbuka diisi aktifitas ngabuburit ala pedesaan dengan keliling kampung naik delman. Ketika waktu tarawih menjadi momentum paling dinanti untuk berbondong-bondong mencari shaf  paling belakang, agar dapat menyimpan kwaci di bawah sejadah, dinikmati di sela-sela bertarawih (ah... keterlaluan sekali, tapi masa kecil seperti itu yang sulit hilang dari ingatan).

Dan yang paling dirindukan adalah ketika tak lagi ku dengar orang-orang berkeliling kampung untuk membangunkan sahur sebagaimana dulu itu menjadi kekhasan ramadhan kami.

Aku benar-benar merindukan saat-saat itu. Terlebih ketika kini harus berlapang dada melakukan ibadah tarawih sendiri di rumah karena soscial distancing setelah  wabah yang menyerang negara api "Eh... Dunia maksudnya".
Yang jelas, sulit dijelaskan sebesar apa kerinduan yang kini terasa. Ingin kembali tapi bukan hal mudah dan nyaris tidak mungkin. Sayangnya aku tak punya mesin waktu untuk kembali ke sana dan menikmati ramadhan kala itu.

Pada masa lalu, hanya ingin ku  sampaikan "Aku Rindu"

#rwcodop2020 #onedayonepost #RWCDAY2 #Ramadhan2020

Karena Iklan Khas Ramadhan

April 29, 2020 0 Comments
Mendaki gunung lewati lembah, tanpa tersesat karena terlalu menikmati perjalanan. Sampai ku di padang rumput yang entah dimana ini, tak pernah ku lihat sebelumnya. Indah dan sejuk saat ku hela nafas. .

Tiba-tiba perhatianku tertuju pada sebuah sungai di tengah hamparan Padang rumput ini, indah sekali. Sungai dengan aliran air yang tak seperti biasanya. Warnanya merah, tapi tidak membuatku takut. Ya..... Itu bukan darah, aromanya terlalu wangi untuk sebuah darah. .

Seperti aroma buah stroberi yang segar. Warna merah yang tampak pun bening dan membuatku menelan ludah membayangkan kesegarannya, jika ku minum mungkin akan  terasa manis. Inikah surga yang menawarkan segala yang tidak ada di bumi?. .

Ku hampiri sungai itu dan akan ku coba nikmati kesegaran yang telah memenuhi seisi kepalaku. Semakin dekat semakin bersemangat. Sampai ku di tepian sungai dan hendak ku sentuh aliran air nya. Tapi ku dengar suara yang entah dari mana. "Bangun Wi,  apa puasa mu di gunakan untuk memperbanyak kwantitas tidur?".

Seketika terdengar keras  suara pintu yang tertutup. Kakakaku sengaja membangunkan tidur yang indah di tengah dahaga ini, sebelum sempat ku nikmati aliran sungai seperti yang ku lihat di mimpi. ..

Ah...... Aku menyesal menonton tv dan melihat iklan minuman itu sebelum tertidur. Masih beberapa jam menuju berbuka dan bersabarlah wahai diri.

#rwcodop2020 #onedayonepost
#rwcday1 #ramadhan2020